GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI
Geosfer terdiri dari Litosfer,
Atmosfer, Hidrosfer dan Biosfer. Litosfer merupakan struktur lapisan bumi
teratas yang tersusun oleh batuan, dan batuan tersusun oleh mineral-mineral.
Kenampakan litosfer sebagai wilayah di permukaan bumi berupa daratan benua,
pulau/kepulauan dan di bawah permukaan laut berupa dasar laut/lautan. Ilmu yang
mengkaji litosfer sebagai komponen geosfer adalah geologi, geomorfologi, dan
pedologi (ilmu tanah).
Gejala alam yang berasal dari
litosfer, terjadi pada litosfer (di dalam maupun di permukaan) dan mempengaruhi
corak kehidupan manusia antara lain:
1) Vulkanisme
2) Gempa
bumi
3) Bentuk-bentuk
muka bumi/relief yang bervariasi:
-
Relief
daratan (dataran rendah, dataran tinggi,
gunung, bukit, pegunungan, lembah, lereng gunung)
-
Relief
dasar laut (dangkalan/paparan, laut dalam,
palung laut, lubuk laut, ambang laut, punggung laut, gunung laut)
4) Bentuk
wilayah daratan yang bervariasi : benua, pulau, tanjung, semenanjung, tanah
genting
5) Keanekaragaman
bentuklahan (landform)
6) Penyebaran
tanah, mineral/bahan galian (barang tambang) yang tidak merata di permukaan
bumi.
7) Penyebaran
proses pelapukan, erosi, tanah longsor dan amblasan yang tidak merata di
permukaan bumi
Menurut
Holmes (1965), geologi merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang
evolusi bumi secara menyeluruh beserta penghuninya, sejak awal pembentukannya
hingga sekarang, yang dapat dikenali dalam batuan. Menurut Bates dan Jackson
(1990) geologi adalah ilmu yang mempelajari planet bumi terutama mengenai
materi penyusunnya, proses yang terjadi padanya, hasil proses tersebut, sejarah
planet itu dan bentuk-bentuk kehidupan sejak bumi terbentuk.
Berdasarkan
subjek, cara kerja dan terapannya, geologi dapat dibedakan menjadi berbagai
cabang:
a)
Berdasarkan subjeknya :
◊
Proses geologi :
Geologi Fisik dan Geologi Tektonik
◊
Material kulit bumi : Kristalografi, Mineralogi,
Petrologi, Sedimentologi
◊
Bentuk & struktur
bumi : Geologi Struktur
◊
Sejarah bumi : Geologi Sejarah,
Stratigrafi, Paleontologi
◊
Sifat fisik bumi : Geofisika
◊
Distribusi unsure kimia : Geokimia
b)
Berdasarkan terapannya
:
◊
Geologi Ekonomi
◊
Geologi Tambang
◊
Geologi Minyak
◊
Agrogeologi
◊
Hidrogeologi
◊
Geologi Teknik
◊
Geologi Tata Lingkungan
c)
Berdasarkan Metode
Kerja :
◊
Geologi Lapangan
◊
Fotogeologi
Geomorfologi
merupakan bidang khusus ilmu kebumian yang mengkaji dan mendeskripsikan
bentuk-bentuk permukaan bumi (geometri) dan proses yang berkenaan dengan
pembentukan dan perkembangannya (Tjia, 1987). Verstappen (1977) dan Soeharsono
(1999) menyatakan bahwa ada banyak konsepsi yang mengemukakan lingkup studi
geomorfologi tetapi tekanannya selalu pada :
-
Bentuklahan (landform)
-
Proses terutama yang
sedang berlangsung
-
Perkembangan jangka
panjang atau genesis (asal) dari
bentuklahan
-
Kaitan lingkungan
A.
Jenis
dan Asal-usul Batuan
Litosfer
atau kerak bumi terdiri dari batuan. Batuan adalah segala macam material padat
yang menyusun kulit bumi, baik yang telah padu maupun yang masih lepas.
Pengelompokan
berdasarkan kejadiannya atau cara terbentuknya (genesis):
1)
Batuan
beku = Batuan magma (Igneous rocks), adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan
(kristalisasi) magma
2)
Batuan
sedimen = Batuan endapan (sedimentary rocks), adalah batuan yang terbentuk dari bahan sedimen
yang diendapkan, dan setelah mengalami proses geologi menjadi batuan sedimen
3)
Batuan
metamorfosa = Batuan malihan (metamorphic rocks), adalah batuan yang terbentuk karena batuan
mengalami tekanan dan atau suhu yang tinggi sehingga berubah sifat (mengalami
metamorfosa) menjadi batuan metamorf atau batuan malihan
1)
Batuan
Beku
Magma
dapat membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Magma adalah zat
cair-liat-pijar yang merupakan senyawa silikat dalam kondisi tekanan dan suhu
tinggi di dalam tubuh bumi (mantle atau
crust). Jika magma mengalir/meleleh
di permukaan bumi dinamai lava. Bila magma membeku di bawah permukaan bumi
terbentuklah batuan beku dalam atau batuan intrusif; sering juga disebut batuan
beku putonik. Sedangkan jika magma dapat mencapai permukaan bumi dan membeku di
permukaan, terbentuklah batuan beku luar atau batuan ekstrusif.
Batuan
Beku Dalam
Bentuk-bentuk
tubuh (struktur primer) batuan beku dalam dapat dibedakan atas dua macam :
a) Struktur diskordan, memotong
struktur batuan di sekitarnya yaitu: batolit, stock, dyke (korok) dan jenjang
volkanik (volcanic nick).
b) Struktur konkordan, sejajar
dengan struktur batuan di sekitarnya yaitu: sill, lakolit dan lopolit
Batuan Beku Luar
Magma yang mencapai permukaan bumi
melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api, sebagai erupsi, mendingin
dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku luar.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah sifat yang
menunjukkan derajat pengkristalan, bentuk butir, ukuran butir dan pola susunan
butir mineral-mineral di dalam massa batuan. Beberapa tekstur batuan beku yang
umum adalah:
a)
Gelas
(glassy) : tidak
berbutir atau tidak mempunyai Kristal. Terjadi akibat magma cepat membeku,
akibatnya tidak sempat mengkristal atau amorf, seperti obsidian.
b) Afanitik (aphanitic) – (fine grain texture) : berbutir sangat
halus, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
c)
Faneritik
(phaneritic) – (coarse grain texture) : berbutir
cukup besar, dapat dilihat tanpa mikroskop.
d) Porfiritik (porphyritic) : mempunyai
dua ukuran Kristal yang dominan (ada butir kasar dan ada butir agak kasar).
Kristal yang besar, bentuknya sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan yang kecil-kecil
disebut matriks atau massadasar (groundmass)
e)
Piroklastik
(pyroclastic) : mempunyai
fragmen (puing) material vulkanik.
2)
Batuan
Sedimen
Sedimentasi
adalah proses dimana butiran-butiran sedimen direkat oleh material lain yang
terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral
dalam sedimen itu sendiri.
Material
sedimen dapat berupa :
a) Fragmen
dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai, pasir di
pantai dan lempung/lumpur di laut
b) Hasil
penguapan dan proses kimia, garam di danau, payau dan kalsium karbonat di laut
dangkal
c) Material
organic, seperti terumbu koral di laut, vegetasi di rawa-rawa
Klasifikasi
Batuan Sedimen
Pengelompokan yang sederhana dalam batuan sedimen adalah
a)
Batuan
sedimen klastik, terbentuk dari fragmen-fragmen batuan lain
yang diendapkan oleh median pengangkut (seperti air, angin) secara klastis
(fisis-mekanis)
b)
Batuan
sedimen non klastik, atau kimiawi dan
organic terbentuk oleh proses kimia atau proses biologi dari hasil pelarutan
batuan lain.
Batuan Sedimen Klastis
Batuan sedimen klastik dikelompokkan
berdasarkan ukuran butir komponen material penyusunnya sebagaimana oleh Wentworth, dikenal sebagai skala
Wenworth :
·
Boulder
(bongkah) > 256 mm
·
Cobble
(berangkal) 64 - 256 mm
·
Febble
(Kerakal) 4 - 64 mm
·
Granule
(kerikil) 2 - 4 mm
·
Sand
(pasir) - 2 mm
·
Silt
(debu) -
mm
·
Clay
(lempung) < mm
Butiran
yang besar disebut fragmen (puing)
dan diikat oleh massa butiran yang lebih halus, matriks. Contoh batuan sedimen klastik yang dikelompokkan
berdasarkan besar butir materialnya : batu breksi, batu konglomerat, batu
pasir, serpih, dan batu lempung.
Breksi
mempunyai fragmen berukuran bongkah menyudut (bersegi, tidak membulat). Jika
mempunyai fragmen berukuran bongkah yang bentuknya membulat, dinamakan konglomerat.
Batu pasir
adalah batu yang materialnya terdiri dari gabungan material yang berukuran
pasir ( - 2 mm) yang bersifat padu. Jika material
penyusunnya lebih kecil dari pasir ( sampai ) bersifat padu, dinamai serpih. Batu lempung berbutir
sangat halus (lebih kecil mm).
Batuan Sedimen non klastik
Batuan sedimen non klastik yang banyak
dijumpai adalah batu gamping atau limestone.
Terdiri dari mineral Kalsium Karbonat (CaCO3) yang terjadi
akibat proses kimia dan atau organic.
3)
Batuan
Metamorf
Proses
metamorfosa atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur
batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang
merupakan proses perubahan. Proses metamorfosa berlangsung akibat perubahan suhu
dan tekanan yang tinggi, di atas 200ºC dan 300 Mpa, dan dalam keadaan padat.
Sedangkan proses diagenesa/litifikasi berlangsung
pada suhu di bawah 200ºC dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan jauh di bawahnya,
dalam lingkungan atmosfer.
Jenis Batuan Metamorf
Berdasarkan proses terjadinya
metamorfismw dapat digolongkan atas 3 macam :
a.
Metamorfisme
kontak/sentu/termal, terjadi pada zona
kontak dengan tubuh magma, intrusif ataupun ekstrutif yang mempunyai tekanan
1000 – 3000 atmosfer dan temperatur 300ºC - 800ºC.
b.
Metamorfisme
dinamik/dislokasi/kinematik/kataklastik, terjadi
pada zona sesar atau patahan.
c.
Metamorfisme
regional, terjadi pada daerah luas akibat
orogenesis. Terjadi dalam kerak bumi di bawah zone of remelting. Tekanan = 2000 – 13000 bar, (1 bar = 106
dyne/cm2) dan temperatur 200ºC - 800ºc.
B.
Pergerakan
Lempeng dan Bentuklahan (Landform)
Proses
geologi (proses endogen : tektonisme, vulkanisme, gempa bumi; dan proses eksogen
: pelapukan, erosi, longsor, dan sedimentasi) menghasilkan bentuk-bentuk
wilayah permukaan bumi yang kita kenal dengan daratan (benua dan pulau-pulau)
dan wilayah dasar laut/samudera. Proses geologi juga menghasilkan bentuk-bentuk
relief permukaan bumi meliputi relief daratan (dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan, gunung, bukit, lembah) dan relief dasar laut (paparan = dangkalan =
plat/self, laut dalam, lubuk laut,
palung laut, ambang laut, punggung laut, gunung laut).
Pegunungan dan Lembah
Pegunungan
(mountain)
didefinisikan sebagai bagian kerak bumi yang menonjol, bentuknya memanjang
lebih dari 300 m di atas bentang lahan sekitarnya. Proses-proses yang membentuk
sistem pegunungan ini disebut orogenesis.
Bentuk yang sama tetapi lebih kecil/rendah dinamakan perbukitan (hill), dengan
ketinggian 150 – 300 di atas bentang lahan sekitarnya. Wilayah yang relatif
datar (relief halus) yang ketinggiannya lebih dari 200 m di atas permukaan laut
dinamai dataran tinggi.
Pegunungan
diklasifikasi berdasarkan karakteristik utamanya menjadi empat kategori :
1. Pegunungan
lipatan (pegunungan kompleks)
2. Pegunungan
volkanik
3. Pegunungan
blok sesar (fault-block mountains)
4. Pegunungan
pengangkatan (upwarped mountains)
Lembah (valley)
adalah bagian permukaan bumi yang relatif lebih rendah dari bentanglahan di
sekitarnya.
Sungai dan Danau
Sungai
adalah bagian permukaan bumi yang relatif lebih rendah dari daerah di
sekitarnya yang menjadi tempat air mengalir.
Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan sungai :
1.
Alur
sungai, adalah bagian dari permukaan bumi yang
selalu berisi air mengalir.
2.
Hulu
sungai, adalah bagian alur sungai yang terdekat
dengan titik tertinggi dari alur sungai.
3.
Muara
sungai, adalah titik dimana air sungai mengalir ke
laut, danau, atau sungai lain.
4.
Mata
air, adalah titik dimana ait tanah keluar
sebagai aliran permukaan.
5.
Daerah
Aliran Sungai (DAS), adalah bagian dari
permukaan daratan yang tampungan air hujannya mengalir ke dalam sungai yang
bersangkutan.
6.
Pinggir
basah alur, adalah bagian dari pinggiran alur
sungai di bawah permukaan air sungai.
7.
Pinggir
kering alur, adalah bagian dari pinggiran alur
sungai, di atas permukaan air sungai.
Berdasarkan
sumber airnya sungai dibedakan atas 3 jenis :
1.
Sungai
hujan, ialah sungai yang bersumber dari air
hujan.
2.
Sungai
gletsyer, ialah sungai yang bersumber dari hasil
pencairan es/gletsyer.
3.
Sungai
campuran, ialah sungai yang sebagian airnya
bersumber dari pencairan es dan sebagian dari air hujan.
Berdasarkan
keberadaan airnya sepanjang tahun, sungai dibedakan atas :
1.
Sungai
ephemeral, ialah sungai yang mengalirkan air
hanya pada saat datang hujan dan beberapa saat setelah hujan berhenti.
2.
Sungai
intermitten, ialah sungai yang mengalirkan airnya
pada saat musim hujan, pada saat musim kemarau alur sungai kering. Alur sungai yang
kering saat musim kemarau dinamai wadi (creek).
3.
Sungai
perennial, ialah sungai yang mengalirkan air
di setiap saat sepanjang tahun.
Secara umum ada 3 bentuk lembah sungai :
1.
Bentuk
huruf V, terdapat di bagian hulu sungai. Terjadi
Karena erosi yang dominan berpengaruh sebagai akibat arus sungai yang cepat
adalah erosi dasar, yang berfungsi mengikis dasar sungai.
2.
Bentuk
huruf U, terdapat di bagian agak hilir sungai
pada stadium lembah sungai dewasa. Terjadi karena erosi yang dominan adalah
erosi lateral (erosi tepi sungai), hal ini karena dasar sungai lebar oleh
banyaknya endapan sedimen, menyebabkan arus sungai tercepat berlaku zigzag dari
sisi kiri ke sisi kanan sungai, menyebabkan erosi yang dominan pada sisi alur
dan pengendapan material sedimen pada sisi sebelahnya.
3.
Bentuk
huruf W, terdapat di bagian hilir sungai
mendekati muara, arus sungai lamban dan membawa paling banyak air dan bahan
sedimen halus.
Pemanfaatan
Sungai :
1.
Untuk lalu lintas pelayaran
2.
Untuk sumber irigasi
pertanian
3.
Untuk sumber air minum
4.
Untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA)
5.
Untuk tempat rekreasi
dan olahraga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar