STRUKTUR, PERKEMBANGAN DAN ALIRAN-ALIRAN DALAM
GEOGRAFI
A. Struktur Geografi
Rhoad Murphey dalam buku “The
Scope of Geografi” mengemukakan tiga pokok ruang kajian geografi.
a. Persebaran
dan keterbatasan penduduk di permukaan bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan
serta tata cara manusia memanfaatkannya
b. Hubungan
timbale balik antara manusia dan lingkungan manusia sebagai bagian studi
keanekaragaman wilayah
c. Kajian
terhadap region atau wilayah secara komprehensif dan terpadu antar unsur-unsur
B. Perkembangan Geografi
1.
Geografi
di Zaman Kuno, Abad Pertengahan dan Renaisans
a)
Geografi
di Zaman Yunani dan Romawi
Tokoh
HERODOTUS (485-428 SM) selain “bapak ilmu sejarah”, juga sebagai “bapak ilmu
geografi”. Ia menguraikan seluk-beluk keadaan tempat-tempat (dinamakan topografi) dan ia juga menerangkan
mengapa halnya demikian sampai terjadi. Sebagai contoh dikemukakannya lembah
Sungai Nil dengan tanah yang subur, apalagi daerah deltanya di sekitar muara
itu sampai terjadi.
THALES
( ±580 sM) sudah memastikan bentuk bumi ini
seperti bola bahkan ERATOSTHENES (±176-194sM) telah mengkalkulasikan ukuran
panjang jari-jari bola bumi ke kutub Utara – kutub Selatan – Khatulistiwa
dengan teliti. Begitu juga susunan jaringan garis lintang dan garis bujur bola
bumi untuk menyatakan lokasi lautan, negeri, gunung, sungai dan kota.
Pengetahuan
geografi dari bangsa Yunani ini kemudian diwariskan kepada bangsa Romawi
kemudian berkembang lebih lanjut. Lahirnya geografi kuno dengan tokoh STRABO
(64-20sM) yang menulis buku berjudul: Geographia
– berisi uraian tentang dunia ini yang didiami manusia (istilah dalam bahasa
Yunani Oikumene). Tokoh CLAUDIUS
PTOLOMEUS (150sM) mengkonstruksikan berbagai peta serta lokasi tempat. Tokoh
lain lagi POSIDONIUS (±100sM), berusaha dengan lebih cermat mengukur keliling
bumi disbanding ERATOTHENES.
b) Abad Pertengahan: Geografi Arab dan
Eropa
Geografi umum
dimaksud BERNHARDUS VARENIUS mencakup tiga bagian:
1)
Bagian terrestrial yakni pengetahuan tentang bumi sebagai keseluruhan,
bentuk dan ukurannya
2)
Bagian falakiah yang membicarakan relasi dengan bintang-bintang lain
sehingga dari sini muncul kosmografi
3)
Bagian komperatif yang menyajikan deskripsi lengkap mengenai bumi, letak
relative dari tempat-tempat di permukaan bumi dan prinsip-prinsip dari
pelayaran di lautan.
Geografi khusus
terbagi atas tiga bagian:
1)
Aspek langit membicarakan iklim
2)
Aspek permukaan bumi atau lithosfera
menyajikan relief, vegetasi, fauna di berbagai negeri
3)
Aspek manusia membicarakan berbagai penduduk, perniagaan dan pemerintahan
di berbagai negeri.
2.
Awal
Geografi Modern Abad ke-18
1. IMMANUEL KANT
Menurut Immanuel
Kant, semua pengetahuan dapat dikategorikan 3 (tiga) kelompok yaitu:
1)
Ilmu-ilmu sistematis : misalnya biologi – tetumbuhan; geologi –
kulit bumi;
2)
Ilmu-ilmu histories : misalnya fakta-fakta dalam relasinya
dengan waktu, sejarah, pra-sejarah, sejarah geologi
3)
Ilmu-ilmu geografis : misalnya benda-benda atau gejala-gejalayang tersebar di dalam ruang; geografi dan
kosmografi
Geografi fisis
menyajikan sejarah permukaan bumi sehingga diperoleh uraian aspek lain dari
geografi, menurut KANT ada 5 (lima) yaitu:
1)
Geografi matematis – mengkaji bentuk,
ukuran dan perputaran bumi serta posisi dalam sistem matahari. (seperti keadaan
iklim)
2)
Geografi moral/perilaku – mengkaji
berbagai adat kebiasaan dan tabiat manusia di berbagai negeri (seperti tingkah
laku manusia)
3)
Geografi politik – mengkaji relasi
antara unit-unit politis, latar belakang alamnya masing-masing (seperti dasar
Negara)
4)
Geografi perniagaan – mengkaji mengapa
negeri tertentu memiliki komoditi khusus sehingga terlibat dalam perniagaan
dunia (seperti minyak bumi. Tembakau Deli)
5)
Geografi theologies – mengkaji sejauh
mana latar belakang alam menjadikan bentuk-bentuk ibadat lahiriah yang
berlainan di berbagai negeri, walaupun agama sama (seperti tata ibadah)
2. HUMBOLDT
Karya geograf
Jerman ALEXANDER von HUMBOLDT (1769-1859) berjudul Flora Fribergensis membuat
batasan di antara ilmu-ilmu pengetahuan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:
1)
Physiographie – tentang ilmu-ilmu
alamiah yang sistematis
2)
Naturgeschichte – tentang sejarah alam
dengan penekanan pada perkembangan segala hal dalam waktu
3)
Geognesie oder Weltbeschreibung –
tentang bumi atau dunia yang membahas persebaran spatial
3. CARL RITTER
Geograf
Jerman bernama CARL RITTER (1779-1859) ini seorang yang bertaqwa, sehingga fahamnya
bahwa Tuhan telah menciptakan bumi sebagai suatu sekolah latihan bagi umat
manusia sehingga dari taraf kehidupan yang liar (barbar) manusia mampu
meningkatkan diri menjadi manusia yang luhur secara spiritual.
3. Sejarah Pertumbuhan geografi dan
Perkembangan Wawasan
1. Geografi dalam Abad ke-19
Pembukaan daerah-daerah baru di Amerika
Serikat mendorong untuk meneliti arti lingkungan alam dan sumberdaya alam di
pemukiman-pemukiman baru. Tokoh-tokohnya adalah Mayor POWELL (1834-1902) dan
MARSH (1801-1882) menghendaki tehnik pengawetan sumber daya alam. Tujuannya
untuk mencari sejauh mana pengaruh kondisi alam luar mempengaruhi kehidupan
social manusia dan juga kemajuan social.
Anthropogeografi
dari RATZEL (1844-1904)
FRIEDRICH RATZEL (geograf Jerman)
sebagai tokoh yang mengkaji tentang pengaruh lingkungan fisis atas kehidupan
manusia, sehingga muncul bukunya berjudul Anthropogeographie
(1882) yang membahas: manusia adalah ciptaan alam belaka dengan cara yang
sesuai dengan faham adaptasi manusia dan kemampuannya (faham DARWIN).
2. Geografi dalam Abad ke-20
a. Pendekatan Sosial Budaya
Ciri geografi abad ke-20 pendekatannya
bercorak sosial-budaya disebut Human
Geography atau Anthropogeography
(akhir abad 19). Muncul pendekatan human geography
atau pendekatan anthropogeography
sebagai reaksi terhadap dominasi geografi alam. Topik dalam geografi alam
missal: iklim – relief – selalu dikaitkan dengan kehidupan manusia, sehingga
geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia.
b. Geografi Budaya
CARL SUER (geograf Amerika, 1889-1975)
tokoh geografi budaya (cultural geography)
meletakkan dasar geografi budaya. Penekanan perhatian para geograf pada cirri
budaya dari masyarakat disebut Cultural
Geography dengan topik seperti bentuk pemukiman (desa, kota), tipe rumah,
sebaran agama, bahasa, teknologi, ternak, dan tanaman, semuanya ini merupakan culture features (bentang budaya).
c.
Geografi
Agama
Geografi Agama sebagai cabang dari
geografi, muncul dalam abad ke-20. Dalam
tulisan JONGENEEL (1975): Ilmu Agama dan Theologi Kristen – bahwa tokoh
geografi agama yaitu P.DEFFONTAINES – menulis Geograpie et religions dan D.E.SOPHER – menulis Geography of religion.
P.DEFFONTAINES
menegaskan 5 (lima) pokok perihal geografi agama yaitu:
- Agama
dan geografi : tempat kediaman bagi orang-orang yang masih hidup; bagi orang
mati; bagi dewa-dewa
- Agama
dan penduduk : pengaruh agama atas daerah dan sejarah penduduk; agama dan
macam-macamnya penduduk; agama dan kota-kota; agama dan demografi
- Agama
dan eksploitasi : agama dan pertanian; peranan faktor-faktor agamawi dalam
peternakan; agama dan industry; korban-korban persembahan dan kondisi geografi
daerah
- Agama
dan jenis-jenis kehidupan : agama dan makanan; agama dan pekerjaan sehari-hari;
kalender; jenis-jenis tata kerja pelayanan pemimpin agama
d.
Geografi
Ekonomi
Geografi
ekonomi memperbincangkan hal-hal yang berhubungan dengan eksploitasi dari
sumber daya alam dari bumi yang dilakukan manusia, produksi dan komoditi (bahan
mentah, bahan pangan, bahan produksi) kemudian usaha transportasi, distribusi
dan konsumsi.
e. Geografi Marxisme
Marxisme
menganut faham faktor-faktor dominan yang dapat mengubah manusia adalah
organisasi social, sehingga mereka menolak geografi manusia.
Menurut
CLARKE (geograf Rusia), geografi kependudukan : aspek-aspek produktif dari
penduduk paling penting dalam menentukan persebaran penduduk, dan karena itu
geografi kependudukan harus masuk ke dalam konsep kajian geografi ekonomi.
Geograf
Rusia MELEZIN, mendefenisikan geografi kependudukan : suatu telaah atas sebaran
penduduk atau relasi produktif yang terdapat di dalam berbagai kelompok
penduduk, jaringan pemukiman dan fungsinya, manfaat serta ketepatgunaan bagi
tujuan-tujuan yang produktif dan masyarakat.
POKSHISHEVSKI
(geograf Rusia) membuat pernyataan terhadap defenisi geografi menurut geograf
Rusia MELEZIN sebagai berikut :
a.
Tipe ekonomi yang menentukan watak,
suku, bentuk suatu pemukiman
b.
Sebaran dan organisasi teristorial dari
produk menentukan segala pernyataan dari kondisi alam dan pengaruhnya atas
bentuk-bentuk permukaan bumi
c.
Adaptabilitas para migran terhadap suatu
lingkungan geografis yang baru dipengaruhi oleh kebiasaan tata kerja dan
keterampilan yang telah mereka miliki sebelumnya
d.
Situasi ekonomis-geografis dari
kota-kota mempengaruhi tipe fungsi-fungsi serta pemusatannya.
3. Arah Perkembangan Geografi Modern dan
Geografi Mutakhir
ROGER MINSHULL (geograf Inggris – 1970)
membahas tentang perkembangan geografi dalam kajian oleh geograf akhir-akhir
ini melihat ada 3 (tiga) gejala :
Pertama :
jenis bidang khusus yang studinya bertambah – misal : muncul geografi agama dan geografi penyakit
sebagai spesialisasi yang baru
Kedua :
menganalisis masalah lebih menekankan pada kausalitas dan hubungannya
Ketiga :
menelaah fenomena lebih diutamakan di mana fenomena itu terdapat – jadi bukan bagaimana dan
mengapa fenomena itu terjadi. Dengan demikian dapat
diselidiki lanjutan relasi antar gejala – misal : letak
lahan pertanian, hubungan pergedungan dengan jaringan jalan
dan pasar dan seterusnya
4. Aliran-aliran Dalam Geografi
a. Aliran Inklusionisme
Belajar biologi – artinya mempelajari
segala pembahasan masalah tentang manusia kenyataan bahwa manusia bagian dari
alam. Tinjauan secara jasmaniah, manusia bagian dari bioma. Bioma adalah dunia
tetumbuhan (flora) dan dunia hewan (fauna), sedang perilaku manusia ada
sifat nabati (botani behaviour) dan
sifat hewan (animal behavior). Faham
yang menganut – manusia berada di dalam alam disebut Inklusionisme. Jadi faham
inklusionisme adalah faham dari biologi.
b. Aliran Eksklusionisme
Belajar geografi – diperhadapkan dengan
analisis masalah yang menyangkut manusia dan alam. Manusia berada di luar alam.
Alam dipandang sebagai lawan maupun sebagai kawan – artinya alam dapat
ditundukkan (lawan) demi mencapai kesejahteraan hidup; alam juga dapat diajak
untuk menyesuaikan kemauan manusia (kawan), maupun manusia itu beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan alam. Faham yang memandang manusia dapat
berdampingan dengan alam; manusia berada di luar alam disebut faham
Eksklusionisme. Jadi geografi menganut faham eksklusionisme.
c. Aliran Determinisme
Geograf
Jerman bernama FRIEDRICH RATZEL (abad 19), memperkenalkan kata determinisme alam. Faham determinisme
dikembangkannya disebut ANTHROPOGEOGRAPIE.
Pengertian determinisme dalam studi geografi – hidup manusia di permukaan bumi
dipengaruhi dari faktor cuaca, iklim, ketersediaan air, jenis tanah, batuan,
flora dan fauna.
Faham determinisme alam maupun faham determinisme
geografi termasuk dalam Environmentalisme
(lingkungan), karena berbagai kegiatan manusia banyak ditentukan langsung
biofisis (kondisi flora dan kondisi fauna dan kondisi udara, tanah, morpologi).
d.
Aliran
Possibilisme
PAUL VIDAL de La BLANCH (geograf
Perancis) mengembangkan faham possibilisme.
Faham possibilisme ini muncul sebagai
suatu reaksi atas faham aliran geografi determinisme
alam dari RATZEL. Faham possibilisme ini
memperlihatkan bahwa alam tidak menentukan budaya manusia. Alam hanya sekedar
menawarkan berbagai kemugkinan dan batas-batas untuk lahirnya suatu budaya, dan
manusia bebas untuk memilih.
e. Aliran Environmentalisme
JEAN
BODIN (filsuf – politikus Perancis 1530-1596) mengembangkan faham environmentalisme. Faham environmentalisme tidak saja
dikembangkan para geograf melainkan turut diikuti para filsuf dan politikus.
Faham environmentalisme juga
dikembangkan seperti MONTESQUIEU (filsuf Perancis dan tokoh Geografi agama)
yang mengagumi peran topografi terhadap suatu Negara.
Sangat bagus tulisan ini, bisa digunakan sebagai referensi materi Geografi.
BalasHapus