BAGAN BAGIAN-BAGIAN PETA
BAGAN KOMPONEN-KOMPONEN ATLAS
BAGAN PEMBAGIAN ATLAS BERDASARKAN JENISNYA
PLANET BUMI, PETA, ATLAS
4.1. Orbit, Rotasi, dan Globe
Tata surya adalah
matahari dan semuanya yang berpengaruh oleh gravitasi matahari yang mengorbit
di sekelilingnya. Orbit planet tidak bundar melainkan oval yang disebut elips. Semua
planet kecuali Pluto mengorbit matahari dengan jalur yang sama.
Orbit planet Pluto miring ke jalur
lain dan sebenarnya melintasi orbit planet Neptunus. Antara tahun 1979 dan 1999
Neptunus adalah planet terjauh dari matahari. Pada tahun 1999 pluto akan
bergerak lebih jauh dari orbit Neptunus dan Neptunus akan menjadi planet ke
delapan selama 288 tahun berikutnya. Karena hal ini, planet Pluto dianggap
tidak memiliki asal usul yang sama dengan planet-planet lainnya. Menurut para
ahli ilmuan Astronomi yang bergabung dengan International
Astronomical Union (IAU) tahun 2006 memutuskan untuk mengeliminasi planet
Pluto dari system tata surya.
Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah bum berputar pada
porosnya.
Pengaruh Rotasi Bumi
Rotasi bumi mengakibatkan terjadinya
siang dan malam.
Bumi berputar pada porosnya dengan
kemiringan bumi 23½º dari garis tegak lurus pada ekliptika, yaitu bidang tempat
bumi beredar.
Matahari terbit di sebelah timur dan
bergerak ke sebelah barat. Gerakan matahari yang demikian disebut gerak semu harian. Gerak yang demikian
tidak saja dialami oleh matahari, tetapi juga dialami oleh semua benda langit
lain seperti bintang-bintang dan bulan. Pada malam hari, jika kamu perhatikan
dengan cermat, maka bulan dan bintang pun terlihat bergerak dari timur ke
barat. Dari pengamatan ini, bisa disimpulkan bahwa bumi berotasi dari barat ke timur.
Mengapa waktu Indonesia Timur lebih
dahulu (berbeda) dari Waktu Indonesia Barat?
Satu kali putaran bumi di sumbunya
membutuhkan waktu 24 jam. Bumi dibagi menjadi 360º bujur. Dengan demikian,
waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar sejauh 1º adalah 24 jam x 60 menit (1
jam) : 360 = 1.440 menit : 360 = 4 menit. Jadi, setiap tempat di bumi yang
berbeda derajat bujurnya 15º mempunyai selisih waktu 15 x 4 menit = 1 jam.
Revolusi Bumi
a.
Bumi
Beredar Mengelilingi Matahari
Selain
berotasi, bumi juga mengelilingi matahari. Peredaran bumi mengelilingi matahari
disebut revolusi bumi. Waktu yang diperlukan bumi untuk mengitari matahari satu
kali adalah 365 hari (1 tahun). Besar kemiringan sumbu bumi selama revolusi
adalah 23½º dari garis tegak lurus pada ekliptika.
b.
Pengaruh
Revolusi Bumi
Revolusi
bumi mengakibatkan terjadinya perubahan musim di bumi. Perubahan musim terutama
terjadi di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Sementara untuk bagian
(daerah) yang letaknya di sekitar khatulistiwa, misalnya Indonesia, perubahan
musim tidak terlalu jelas dirasakan. Daerah ini selalu menerima pancaran sinar
matahari yang hampir sama sepanjang waktu.
Waktu
|
Belahan
Bumi Utara
|
Belahan
Bumi Selatan
|
21
Maret – 21 juni
|
Musim
semi
|
Musim
gugur
|
21
Juni – 23 September
|
Musim
Panas
|
Musim
dingin
|
23
September – 21 Desember
|
Musim
gugur
|
Musim
semi
|
21
Desember – 21 Maret
|
Musim
dingin
|
Musim
panas
|
c.
Pengaruh
Revolusi Bulan
Revolusi
bulan mengakibatkan terjadinya musim di bumi akan tetapi, perubahan musim ini
terjadi di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan.
d.
Rotasi
Bulan
Bulan
berputar pada sumbunya membutuhkan waktu kira-kira satu bulan sekitar 28-31
hari sama dengan waktu revolusi mengelilingi bumi.
4.2. Peta,
Skala peta dan Simbol
1.
Peta
Peta adalah gambaran
konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil, sebagaimana terlihat dari
atas dengan ditambah tulisan dan simbol-simbol. Dengan kata lain, peta adalah gambaran konvensional
permukaan bumi, atau gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala.
Supaya mudah dibaca, peta diberi tulisan dan simbol-simbol. Pengetahuan khusus
yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi,
sedangkan orang yang ahli dalam bidang perpetaan disebut kartograf.
2.
Bagian-bagian
Peta
Bagian-bagian
peta yang pokok antara lain:
a.
Judul
Peta
Peta
harus diberi judul yang mencerminkan isi dan tipe peta. Judul dapat diletakkan di
sembarang tempat asal tidak mengganggu peta utama. Kemungkinan judul dapat
diletakkan pada bagian atas tengah dan di luar peta pokok, bagian atas kiri
atau kanan di luar peta pokok atau sembarang tempat dalam peta tetapi di luar
peta pokok.
b.
Garis
Astronomis
Berguna
untuk menentukan lokasi atau posisi suatu tempat. Biasanya hanya dibuat tanda
di tepi atau pada garis tepi dengan menunjukkan angka derajat (º), menit (‘),
dan detik (“) tanpa membuat garis bujur (longitude)
atau lintang (altitude).
c.
Inset
Inset
menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah
sekitar yang lebih luas. Contoh : misalkan kita menggambar peta daerah
Gundaling.
Untuk
mengetahui dimana kedudukan daerah tersebut, maka pada pojok bawah atau pada
tempat yang kosong kita buat peta Sumatera Utara, dengan Gundaling tergambar di
dalamnya sesuai kedudukan yang sebenarnya. Tujuan memberikan inset adalah untuk
memperjelas salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukkan lokasi yang
penting, tetapi kurang jelas dalam peta.
d.
Garis
Tepi Peta
Garis
tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi ini dapat membantu waktu membuat
peta, pulau, kota, ataupun wilayah yang dimaksud tepat di tengah-tengahnya.
e.
Skala
Peta
Skala
peta merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak
sesungguhnya. Penulisan skala diletakkan di bawah judul peta. Misalnya skala
1:50.000. ini berarti bahwa jarak sebenarnya di lapangan untuk 1 cm dalam peta,
sama dengan 50.000 cm (50 m) di lapangan.
f. Sumber peta dan tahun
pembuatan peta
Sumber
peta dicantumkan supaya pembaca tahu dari mana sumber peta ini diperoleh. Tahun
pembuatan, sangat diperlukan terutama pada peta-peta yang menggambarkan data
yang mudah berubah, misalnya peta hasil pertanian, peta penyebaran penduduk.
g. Petunjuk arah mata
angin
Dengan
petunjuk arah ini pembaca dapat mengetahui arah utara, selatan, barat, dan
timur pada peta. Petunjuk arah mata angin letaknya di sebelah kiri atas atau
bawah peta.
h. Simbol peta
Simbol
peta merupakan tanda-tanda konvensional yang umum digunakan untuk mewakili
keadaan yang sebenarnya. Simbol peta dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Simbol
titik melambangkan ketinggian, tanaman,
monument
·
Simbol
garis melambangkan sungai, jalan, jalan kereta
api, batas wilayah administrasi
·
Simbol
area melambangkan pemukiman, areal pertanian,
perkebunan
i.
Warna
peta
Warna
dalam peta mencirikan keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru untuk
lautan atau perairan, hijau untuk daratan rendah, kuning untuk daratan tinggi,
coklat untuk pegunungan atau gunung yang tinggi, merah untuk bentang hasil budi
daya manusia, dan putih untuk puncak pegunungan salju. Dalam penggunaan warna
ada kalanya menggunakan warna, ada kalanya menggunakan warna gradul, artinya
warnanya sama tetapi tua mudanya berbeda. Contohnya: laut memakai warna biru,
dengan segala variasi pencampuran warna. Semakin dalam lautnya maka warna yang
dipakai semakin biru.
j.
Legenda
Legenda
adalah keterangan dari simbol-simbol agar lebih mudah dibaca. Legenda letaknya
di sisi kiri atau kanan bawah suatu peta dan sebaiknya di dalam garis tepi
peta.
k. Lettering
Lettering
adalah semua tulisan dan angka-angka, untuk mempertegas arti dari simbol-simbol
yang ada. Lettering jangan terlalu banyak dan biasanya ditulis dengan huruf
cetak kecil.
Skala Peta
Skala
peta berguna untuk membandingkan jarak dua titik di peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Skala terdiri dari skala angka dan skala grafik.
a. Skala angka
Skala
angka adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Contoh :
1:1.000.000 sama dengan 1 artinya
setiap satu
1.000.000
sentimeter
jarak pada peta sama dengan satu juta sentimeter atau sepuluh kilometer pada
jarak yang sebenarnya di permukaan Bumi. Dengan kata lain, peta tersebut
diperkecil 1.000.000 kali.
b. Skala grafik
Skala
grafik adalah ukuran panjang pada sebuah garis untuk menunjukkan perbandingan
jarak di peta dengan jarak sebenarnya.
Contoh : 0 1 5
cm
0 10 50
km
Artinya setiap satu sentimeter di peta sama
dengan sepuluh kilometer di permukaan bumi.
Skala
peta dibagi menjadi 5, yaitu berikut ini.
1)
Skala kadaster, yaitu
1:100 sampai dengan 1:5.000
2)
Skala besar, yaitu
1:5.000 sampai dengan 1:250.000
3)
Skala sedang, yaitu
1:250.000 sampai dengan 1:500.000
4)
Skala kecil, yaitu
1:500.000 sampai dengan 1:1.000.000
5)
Skala geografis, yaitu
1:1.000.000 ke atas
c. Memperbesar dan
Memperkecil Peta
Memperbesar Peta
1.
Buat garis-garis
vertikal dan garis-garis horizontal pada kertas tempat memperbesar peta.
Apabila kita ingin memperbesar dua kali maka jarak antar garis horizontal dan
antar garis vertikal pada kertas tempat memperbesar peta menjadi dua kali
garis-garis pada peta asli.
2.
Tuliskan huruf A,B,C,
dan seterusnya di antara garis-garis vertical pada tepi atas atau bawah dari
kiri ke kanan dan angka 1,2,3 dan seterusnya di antara garis-garis horizontal
pada tepi kanan atau kiri dari atas ke bawah, baik pada peta asli maupun pada
kertas tempat memperbesar peta.
3.
Pindahkan kenampakan
yang ada pada peta asli ke kertas tempat memperbesar peta. Gambarkan
bentuk-bentuk pada peta kotak demi kotak.
Apabila
peta diperbesar N kali maka skala pada peta yang baru berubah menjadi 1
dibanding skala peta asli dibagi bilangan N. Misalnya, apabila skala pada peta
asli 1:1.000.000 kemudian diperbesar 2x maka skala pada peta yang baru akan
berubah menjadi 1:1.000.000 : 2 = 1:500.000
Memperkecil peta
Bila
memperkecil peta, misalnya ½ kali dari peta semula atau peta asli maka jarak garis-garis
vertical dan garis-garis horizontal pada kertas tempat memindahkan peta juga
harus diperkecil ½ kali dari jarak garis-garis yang ada pada peta asli. Apabila
pada peta asli jarak garis-garis vertical dan garis-garis horizontalnya 1 cm
maka dalam kertas tempat memperkecil pata menjadi 0,5 cm. Cara selanjutnya sama
dengan langkah dalam memperbesar peta. Bila peta diperkecil, maka skalanya juga
berubah.
Peta
yang diperkecil N kali, skala peta yang
baru akan berubah menjadi satu dibanding skala peta asli dikalikan
dengan penyebut bilangan N. Misalnya skala pada peta asli 1:1.000.000 apabila
diperkecil ½kali maka skala pada peta yang baru berubah menjadi 1: (1.000.000 x
2) atau 1:2.000.000.
Simbol peta
KETERANGAN
|
SIMBOL
|
Jalan
besar
|
|
Jalan
lebih kecil
|
|
Jalan
setapak
|
|
Sungai
besar
|
|
Sungai
lebih kecil
|
|
Kota
besar
|
|
Kota
Kecil
|
|
Ibu
kota Negara
|
|
Lapangan
terbang
|
|
Jalan
kereta api
|
|
Batas
wilayah
|
|
Gunung
|
|
Gunung
berapi
|
|
Pelabuhan
|
|
Candi
|
|
Daerah
Tambang
|
|
Meander
|
|
Rawa
ada tanamannya
|
Contoh simbol peta
4.3. Atlas
1.
Pengertian
Atlas dan Syarat Atlas
Atlas
adalah kumpulan peta yang dibuat dalam bentuk buku. Atlas yang baik hendaknya
mudah dimengerti dan tidak membingungkan bagi pengguna.
2.
Judul
Atlas
Judul
atlas diletakkan di halaman sampul dan harus berhubungan dengan isi atlas. Sebagai
contoh yaitu Atlas Indonesia. Karena judulnya Atlas Indonesia maka atlas
tersebut antara lain memuat peta Indonesia, peta pulau-pulau di Indonesia, dan
peta provinsi-provinsi di Indonesia.
3.
Tahun
Pembuatan Atlas
Tahun
pembuatan atlas yang berbeda akan menyajikan informasi yang berbeda pula,
terutama yang berhubungan dengan data yang sifatnya dinamis. Tahun pembuatan
atlas biasanya ditulis setelah nama penerbit, misalnya Atlas persada,
diterbitkan oleh PT Yudhistira,2000.
4.
Daftar
Isi
Daftar
isi menunjukkan judul-judul peta dan halamannya yang ada dalam atlas. Daftar
isi memudahkan penggunaan dalam mencari peta yang dibutuhkan.
5.
Legenda
Legenda
digunakan untuk menunjukkan arti simbol yang digunakan pada peta yang ada dalam
atlas. Legenda biasanya diletakkan di halaman awal sebelum peta-peta pokok.
6.
Indeks
Indeks
berguna untuk memudahkan dalam mencari letak sebuah kota, gunung, pulau,
sungai, atau unsur-unsur geografis yang lain. Unsur-unsur geografi tersebut
disusun dalam kelompok-kelompok tertentu, misalnya ada kelompok kota, kelompok
gunung, kelompok pulau, kelompok danau, dan kelompok laut. Ada pula penulisan
nama-nama unsur geografi tersebut diurutkan sesuai dengan abjadnya.
Jenis Atlas
Berdasarkan
jenisnya atlas dibagi menjadi tiga, yaitu atlas umum, khusus, dan semesta.
1)
Atlas
umum
Atlas
jenis ini memberikan informasi secara umum tentang objek geografis di permukaan
bumi. Yang termasuk dalam jenis atlas umum yaitu berikut ini.
a) Atlas
Dunia, memaparkan keadaan benua-benua di seluruh dunia
b) Atlas
Nasional, memaparkan keadaan suatu Negara
2)
Atlas
khusus
Atlas
jenis ini memberikan satu jenis informasi saja sesuai dengan judulnya. Contoh
atlas jenis khusus yaitu berikut ini.
a) Atlas
Sejarah, memaparkan peristiwa-peristiwa sejarah
b) Atlas
Geologi, memaparkan keadaan geologi atau batuan
3)
Atlas
semesta
Atlas
jenis ini memaparkan keadaan semesta antara lain berhubungan dengan tata surya,
galaksi, perbintangan, dan peredaran benda angkasa.
Penggunaan
Atlas
Atlas dapat
digunakan antara lain untuk keperluan berikut ini.
a. Mencari
letak suatu objek geografi, misalnya Negara, provinsi, dan kota.
b. Mencari
informasi tentang keadaan sosial dan ekonomi suatu daerah atau Negara, misalnya
yang berhubungan dengan hasil bumi dan kepadatan penduduk.
c. Mencari
informasi tentang keadaan alam, misalnya yang berhubungan dengan iklim, flora,
dan fauna.
d. Mencari
informasi tentang keadaan budaya, misalnya yang berhubungan dengan pendidikan
dan persebaran benda-benda sejarah.
4.4. Globe
1. Pengertian Globe
Globe adalah tiruan
bola Bumi yang diperkecil dan menggambarkan bentuk Bumi yang sebenarnya. Globe
juga dicantumkan jari-jari garis lintang maupun garis bujur. Ekuator membagi
bola Bumi menjadi dua bagian utara dan selatan yang sama besar. Agar
mendapatkan informasi yang sebenarnya dari globe, maka pemasangan globe yang
benar yaitu diletakkan miring membentuk sudut sebesar 66½º dari bidang
ekliptika. Pemasangan globe seperti ini menunjukkan pula posisi (kedudukan)
Bumi yang sebenarnya.
2. Penggunaan Globe
Globe
dapat memberikan bermacam-macam informasi,antara lain.
a. Menunjukkan
bentuk Bumi yang sebenarnya dan memperlihatkan permukaan secara utuh
b. Menunjukkan
sistem pembagian garis lintang dan garis bujur serta besarnya lingkaran garis
lintang
c. Menunjukkan
jarak antar garis bujur bahwa semakin mendekat kutub semakin pendek, bertemu
dan saling perpotongan di kutub
d. Memperagakan
terjadinya siang dan malam
e. Memperagakan
gerak rotasi Bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar